WONOGIRI Cakrawala8.com dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi yang baik dan dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan serta untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola dan memelihara fasilitas sanitasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat, kegiatan sosialisasi digelar di Aula Kelurahan Giripurwo Wonogiri, Rabu (20/8/25)
Sosialisasi dihadiri diantaranya dari : Bappeda Kab.Wonogiri,
Sanitarian dan Promkes Puskesmas Wonogiri 2 Wonogiri, DPU Cipta Karya, Dinas Lingkungan Hidup Wonogiri, Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri, Djarum Foundation, dengan peserta KSM Go Nyawiji Giripurwo, , Ketua RW se Kelurahan Giripurwo dan penerima bantuan manfaat.
Sambutan duawali Kepala Kelurahan Giripurwo ibu Sabdadiarti , SH. MM menyampaikan, Penerima manfaat program terpadu Kalurahan Giripurwo ada 84 titik berupa diantaranya saluran Sanitasi 52 tempat, bantuan air minum dari PDAM Kab.Wonogiri, dan Jamban 32 tempat. Program terpadu ini atas kerja sama Bappeda Kab.Wonogiri,
Sanitarian dan Promkes Puskesmas Wonogiri 2 Wonogiri, DPU Cipta Karya, Dinas Lingkungan Hidup Wonogiri, Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri, untuk semua dana berasal dari PT Djarum Foundation, tuturnya.
Saya mohon kepada penerima manfaat jangan hanya diambil manfaatnya atas bantuan ini, tapi harus diutamakan dalam pemeharaannya sehingga dapat bermanfaat dalam waktu jangka panjang, pungkas Sabdadiarti.
Kepala DLH Wonogiri Drs. Bahari, M.Si, diawali yel-yel "Sanitasi Terpadu Djarum - Aman, Tangguh dan Berkelanjutan", sosialisasi kali ini bentuk koordinasi untuk persiapan Kick-off pembangunan jamban kedap program sanitasi terpadu Djarum Foundation di Kelurahan giripurwo, bantuan ini untuk tahun ke 3 dengan klasifikasi warga miskin atau penghasilan rendah, paparnya.
Terima kasih kepada bp. Sony Suharsono, sebagai Fasilitator Program Sanitasi Terpadu Djarum Foundation atas kontribusi yang diberikan yang sangat besar dirasakan manfaatnya bagi warga dan semua ini selaras dengan Slogan Wonogiri " Berdaya Saing, Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan", bagi penerima manfaat apa bentuknya semua ini tidak lepas dari "Jer Basuki Mawa Bea" dan tidak berhenti sampai disitu juga ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan bagi penerima jamban untuk dirawat dan disedot sesudah 3-5 tahun penggunaannya, yang nanti ada sosialisasi, tutup Bahari.
Tanggapan dari Ibu Yayuk Nurwati Ketua KSM GO Nyawiji Giripurwo Wonogiri "Selalu di Hati" menyampaikan untuk penerima bantuan jamban maupun saluran sanitasi air minum bila terjadi masalah supaya menghubungi KSM, sudah 2 tahun ini penerima manfaat atau bantuan tidak cukup menerima saja tetapi harus dirawat, untuk biaya perawatan dengan cara iuran sehingga dapat digunakan sewaktu waktu ada masalah baik itu Jamban atau sanitasi.
Penyampaian bp. Yunus Ambar Nurwanta, ST, MM Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda, menyampaikan, bagi yang mendapatkan bantuan Jamban setelah jadi langsung digunakan untuk menuju sanitasi aman itu harus memperhatikan saat buang air besar pastikan benar masuk closet, gunakan closet leher angsa, septictank sudah kedap air tidak bocor atau meresap, ada batas waktu penggunaan 3-5 tahun untuk dikuras semua ini harus ada komitmen dari pengguna dengan DLH, selanjutnya lumpur tinja disedot diolah oleh Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dari LH jadi tidak terus dibuang di sungai dan sebagainya. Jadi ada biaya untuk sedot, angkut dan mengolah, sehingga tidak dibuang sembarangan.
(Katman // Begug SW).