Penguatan Gizi dan Ekonomi Lokal: Sinergi Polres Wonogiri dan SPPG dalam Distribusi Makanan Bergizi Gratis
Wonogiri--Cakrawala8.com 14 Juli 2025 — Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui penguatan gizi anak sekolah dan pemberdayaan ekonomi lokal kembali menunjukkan hasil konkret di Kabupaten Wonogiri. Sinergi antara Kepolisian Resor (Polres) Wonogiri dan dua Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) di Kecamatan Ngadirojo—yakni Sanggar Pawon Nusantara dan Yayasan Paku Bumi Restu Semesta—telah berhasil mendistribusikan ribuan porsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) kepada pelajar dari berbagai jenjang pendidikan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional peningkatan gizi anak sekolah yang dirancang tidak hanya untuk mengatasi stunting dan defisiensi nutrisi, tetapi juga untuk mengintegrasikan aspek pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Program MBG yang dilaksanakan pada Senin, 14 Juli 2025, mulai pukul 07.45 WIB, melibatkan kerja kolaboratif antarsektor antara unsur kepolisian, lembaga swadaya masyarakat, dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Distribusi MBG terbagi di dua lokasi strategis. Di sisi utara Ngadirojo, SPPG Pondok (Sanggar Pawon Nusantara) yang berlokasi di Dusun Ngadirejo Wetan, Kelurahan Pondok, di bawah kepemimpinan Bapak Tolkhah Alwi, bersama 46 karyawan, menyediakan 2.956 porsi makanan bergizi. Menu yang disediakan—Nasi Putih, Ayam Bacem, Tahu Goreng, Tumis Putren Wortel, dan Buah Semangka—disebar ke 46 sekolah yang meliputi jenjang PAUD hingga SMP. SMP Negeri 1 Ngadirojo tercatat sebagai penerima terbesar dengan 653 siswa.
Di sisi selatan, SPPG Wonogiri Ngadirojo Kidul yang dikelola oleh Yayasan Paku Bumi Restu Semesta di bawah pimpinan Ibu Silvia Marga Mukti, melibatkan 47 karyawan dalam penyediaan 3.513 porsi makanan. Menu yang disajikan—Nasi Kuning, Telur Dadar Gulung, Timun dan Tomat, Orek Tempe, dan Buah Leci—didistribusikan kepada total 20 lembaga pendidikan, meliputi 4 PAUD (113 siswa), 4 TK/RA (227 siswa), 11 SD/MI (1.632 siswa), dan 4 SMP/SMK (1.541 siswa).
Kasihumas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., mewakili Kapolsek Ngadirojo, AKP Pujoyono, S.H., menyatakan bahwa pelaksanaan MBG merupakan bagian dari program strategis nasional yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan generasi muda sekaligus penguatan sektor UMKM. “Kegiatan hari ini berjalan dengan lancar, aman, dan tertib. Kami dari Polsek Ngadirojo melakukan pengawasan dan pengendalian untuk memastikan program ini berjalan sesuai harapan,” ujar Anom.
Secara akademis, program ini dapat dianalisis sebagai implementasi kebijakan publik berbasis intervensi gizi terpadu dan ekonomi partisipatif. Keterlibatan UMKM dalam rantai pasok MBG memperlihatkan skema pembangunan inklusif yang mengedepankan prinsip keadilan distributif dan keberlanjutan. Pendekatan ini selaras dengan konsep multisectoral action for health, di mana intervensi gizi tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga didukung oleh sektor lain, seperti kepolisian, pendidikan, dan ekonomi.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa prevalensi stunting dan malnutrisi di Indonesia masih menjadi tantangan, khususnya di daerah pedesaan. Oleh karena itu, distribusi MBG seperti yang dilakukan di Kecamatan Ngadirojo memiliki nilai strategis dalam menurunkan angka stunting, meningkatkan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta menciptakan ekosistem lokal yang resilien.
Lebih jauh, integrasi antara program sosial dan pemberdayaan UMKM lokal juga merepresentasikan model kebijakan ekonomi kerakyatan yang relevan dengan agenda pembangunan nasional. Dengan melibatkan produsen makanan lokal, program ini tidak hanya memperkuat daya beli masyarakat, tetapi juga meningkatkan keterampilan produksi pangan berbasis gizi seimbang.
Kegiatan distribusi MBG yang digagas Polres Wonogiri bersama SPPG dan masyarakat Ngadirojo menegaskan bahwa transformasi sosial dapat dimulai dari aksi-aksi kolaboratif di tingkat lokal. Melalui strategi integratif yang menghubungkan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, Wonogiri menunjukkan bahwa penguatan SDM dan pemberdayaan ekonomi tidak harus berjalan secara terpisah, tetapi dapat dirangkai dalam satu gerakan nyata.
Program ini layak menjadi model replikasi di daerah lain, khususnya dalam konteks pengentasan gizi buruk dan penguatan ekonomi berbasis komunitas.
Pewarta : (Katman//Nandang Bramantyo)